Pages

Kamis, 10 Juni 2010

ALASAN PERLUNYA MANAJEMEN DAKWAH BAGI UMMAT ISLAM

1. Permasalahan kehidupan yang harus dibenahi begitu kompleks dan terintegrasi dalam bungkus ideologi sekuler-kapitalis yang tersistem dengan baik dan masih dianggap sebagai ideologi terbaik.


2. Banyak komponen dalam aktivitas dakwah yang harus disatukan menjadi satu gerakan yang harmonis dan sinergis


3. Dakwah merupakan aktivitas yang berdurasi sangat panjang. Maka secara sunatullah membutuhkan rancangan tahapan aktivitas dan pencapaian yang terstruktur (lihat “Kaidah Kausalitas”, Abdul Karim As Saamiy, 2000)

4. Adanya manajemen, memperkecil dampak ‘kejutan-kejutan’ yang bisa mengganggu perjalanan dakwah


5. Ketika Allah dan Rasul-Nya menuntut pelaksanaan suatu aktivitas, berarti Allah dan Rasul-Nya menuntut kita untuk berusaha melaksanakan aktivitas itu dengan memperhatikan hal-hal yang bisa menghantarkan pada terwujudnya aktivitas tersebut


6. Firman Allah swt : “Persiapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” [TQS. al-Anfal: 60]. Dan hadits Rasul saw. : “Ikatlah (untamu) dan bertawakallah kepada Allah !”


Sumber : http://riokiablog.blogspot.com

Tahapan Manajemen Dalam Dakwah

Paling tidak ada 4 aspek pokok dalam aktivitas dakwah yang harus dimiliki oleh setiap gerakan (organisasi) dakwah Islam, yaitu

1) Memiliki konsep, pemikiran (fikrah) yang jelas

2) Memiliki metode (thoriqoh) yang benar bagi penerapan fikrah tersebut,

3) Digerakkan oleh SDM dengan kualifikasi tertentu, dan

4) Ikatan yang benar antar SDM dalam organisasi tersebut.

Keempat hal itu tentu harus dibangun di atas dasar (kaidah) gerak yang shahih, yaitu aqidah Islam.

Jika menilik empat hal pokok diatas, maka kemampuan manajemen dan manajemen itu sendiri mutlak dibutuhkan dalam aktivitas dakwah Islam.


Manajemen dapat diartikan sebagai rangkaian proses aktivitas yang mencakup perancangan formulasi, implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan organisasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu dimasa datang. [“Meretas Jalan Menuju Politisi Transformatif”, MR. Kurnia, dkk, 2004].

Secara praktis diterapkan dalam empat tahapan utama, meliputi :

a. Analisis Lingkungan Organisasi

Yaitu aktivitas untuk mengetahui kondisi lingkungan internal maupun eksternal organisasi, sehingga tergambar keadaan internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) dan posisi organisasi terhadap eksternal (peluang dan ancaman). Hasil ini, menjadi dasar yang faktual dalam menyusun kebijakan dan keputusan strategis dalam operasional dakwah.


b. Formulasi Strategi dan Taktik

Merupakan hal penting yang menjadi sandaran utama dari semua aktivitas dakwah, serta mengarahkan (orientasi) semua potensi yang dimiliki oleh organisasi (baca: dakwah) ke suatu tujuan secara fokus dalam batas waktu yang terukur. Maka formulasi strategi harus mengandung kejelasan : visi, misi, tujuan, target, rancangan program kerja/ aksi. Dengan ini akan jelas apa yang akan dihasilkan (output) untuk objek dakwah dan bagi gerakan atau organisasi dakwah Islam itu sendiri (outcome). Dalam istilah lain, ada hulu dan jelas muaranya.

c. Implementasi Strategi

Implementasi strategi menitik beratkan pada unsur-unsur : struktur organisasi dan pemberdayaan SDM, kepemimpinan, budaya organisasi, yang memperjelas kefungsian tiap-tiap posisi dan orang di dalamnya. Siapa melakukan apa dan bagaimana melakukannya merupakan hal terpenting dalam implementasi strategi.

d. Pengendalian dan kontrol

Biasanya bagian ini yang paling sulit dilakukan secara konsisten, karena pengendalian merupakan penetapan standar/ tolok ukur secara sistematis berjalannya sebuah organisasi. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan itu, organisasi akan bisa memotret perkembangan yang telah dicapainya dalam meraih tujuan. Sekaligus menjadi bahan pertimbangan bagi pengembangan berikutnya.

Bekerja Lebih Cepat, Berorientasi Pada Tindakan

Manajemen merupakan sebuah sarana yang bisa memberikan berbagai kemudahan. Sehingga dakwah menjadi lebih dinamis, cepat dalam bertindak (responsif) namun terencana dan terukur, dilakukan oleh SDM yang tepat, dan memberikan dampak yang besar terhadap organisasi dan lingkungan. Bukan justru sebaliknya, menjadi rumit dan menghambat dinamisasi dakwah, atau bahkan menimbulkan masalah baru.


Sumber : http://riokiablog.blogspot.com

STRATEGI DAKWAH

Pengertian

Strategi dakwah adalah perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. (Tekhnik Operasional)


Rumus Lasswell

  • Who (siapa da’i atau penyampai pesan dakwah)

  • Says What (Pesan apa yang disampaikan)

  • In Which Channel (Media apa yang digunakan)

  • To Whom (siapa Mad’unya)

  • With What effect (efek apa yang diharapkan)


Pengaruh dari efek yang diharapkan, muncul pertanyaan :

  • When (Kapan)

  • How (Bagaimana melaksanakanya)

  • Why (Mengapa dilaksanakan demikian)


Jenis-Jenis Konten Dakwah

  • Menyebarkan informasi

  • Melakukan persuasi

  • Melaksanakan instruksi


Fungsi Strategi Dakwah

  • Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah secara sitematik.

  • Menjembatani cultur gap


Cara Menyampaikan Dakwah

  1. Dakwah secara tatap muka

    1. Dipergunakan apabila kita mengharapkan perubahan tingkah laku dari mad’u

    2. Langsung mendapatkan umpan balik

    3. Daya jangkau terbatas (Kelemahan)

b. Dakwah melalui media

    1. Digunakan untuk dakwah yang sifatnya informatif

    2. Kelemahan tidak persuasif

    3. Daya jangkau lebih luas.


Peranan Da’I dalam strategi dakwah

  • Dalam berkomunikasi sebaiknya menggunakan :

  • PMHK2

    • Perhatian

    • Minat

    • Hasrat

    • Keputusan

    • Kegiatan

  • Membangkitkan perhatian

  • Sikap dai menimbulkan simpati

  • Dalam menumbuhkan perhatian hindarkan himbauan yang negatif sehingga tidak menimbulkan kegelisahan

  • Penumbuhan minat kemudian dilanjutkan dengan pengambilan keputusan dan terakhir kegiatan

Sumber : http://riokiablog.blogspot.com

Lima Hal yang Harus Dikerjakan Untuk Mendukung Keberhasilan Dakwah

Pertama, perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang rapi. Ilmu tabligh belaka tidak cukup untuk mendukung proses dakwah, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang paling mutakhir.

Kedua, setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini akan dapat diketahui masalah-masalah riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.

Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik), bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than word.

Keempat, media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.

Kelima, merebut remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan para remaja kita adalah aset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan dari pengikisan aqidah yang terjadi akibat ‘invasi’ nilai-nilai non islami ke dalam jantung berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki benteng tangguh (al-hususn al-hamidiyyah) dalam era globalisasi dan informasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.

Menyimak uraian-uraian di atas, dapat diprediksi bahwa missi dan tantangan dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan semakin berat dan hebat bahkan semakin kompleks dan melelehkan. Inilah problematika dakwah kita masa kini. Oleh sebab itu semuanya harus dimenej kembali dengan manajemen dakwah yang profesional dan dihendel oleh tenaga-tenaga berdedikasi tinggi, mau berkorban dan ikhlas beramal.


Sumber : http://riokiablog.blogspot.com

DAKWAH MUHAMMADIYAH

Masalah Utama:

  • Pendangkalan Aqidah (deislamisasi)

  • Pendangkalan Moral (demoralisasi)

  • Pemurtadan (proselitisasi)


Masalah Umum: Pergeseran Nilai

  • Materialisme dan rasionalisme

  • Obyektivasi dan manipulasi manusia

  • Fragmentasi sosial dan kehidupan egoistis


Sosial Ekonomi

  • Kemiskinan (ekonomi, pendidikan, kesehatan, dsb)

  • Kesenjangan kaya-miskin dan pengangguran

  • Kriminalitas dan perilaku penyimpangan sosial

  • Penyalahgunaan kekuasaan


Masalah Khusus: Internal Ummat Islam / Muhammadiyah

  • Kehilangan idealisme sebagai seorang muslim

  • Keterbatasan pemahaman tentang Islam dan hakekat Muhammadiyah sebagai alat perjuangan

  • Berkembangnya persepsi dan pola pemikiran yang majemuk tentang Islam yang cenderung “melelahkan” kegiatan dakwah Islamiyah.


Obyek Dakwah Non Muslim

  • Berkembangnya opini yang menyudutkan Islam dan ummat Islam.

  • Islamofobia.


Strategi Dakwah: Pola Umum

  • Meningkatkan pemahaman dan penghayatan aqidah Islamiyah di kalangan ummat, sehingga mampu menumbuhkan pemikiran dan perilaku yang Islami.

  • Mengembangkan kesadaran tentang tiga tantangan utama dakwah: sekularisasi, nasranisasi, dan nativisasi, serta meningkatkan sensitifitas ummat terhadap perjuangan / dakwah.

  • Meningkatkan dan membiasakan mekanisme perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dakwah.


Strategi Dakwah: Pola Khusus

  • Dhu’afa dan Muallaf: diperlukan kegiatan dakwah yang dapat menstimulasi jiwa untuk menumbuhkan harga diri dan sikap / perilaku mandiri.

  • Generasi muda: penanaman aqidah yang benar, masalah pergeseran nilai (termasuk erosi akhlak), penyadaran makna dan peran mereka di masa depan, serta perlu dikembangkan model-model pendekatan dakwah yang sesuai dengan tingkat kematangan jiwa mereka.

  • Intelektual dan dunia kampus: “counter dialogue” terhadap nilai-nilai sekularisme, pluralisme, liberalisme, fundamentalisme dan radikalisme; pelurusan kecenderungan pandangan dikotomi agama dan ilmu; penyadaran peran dan tanggung jawab mereka terhadap agama dan dakwah.

  • Umara’, pejabat dan eksekutif: pengembangan “rasa aman” (termasuk penyantunan spiritual yang islami); peningkatan komitmen, kepekaan dan tanggung jawab mereka sebagai muslim.

  • Marginal dan Abangan: Meniadakan jarak psiko-sosial mereka dengan ummat Islam; meletakkan mereka sebagai sub-kultur ummat.

  • Lingkungan sosial: pembinaan qaryah thayyibah dengan konsep dakwah jama’ah.

  • Keluarga: pembinaan keluarga menjadi keluarga sakinah dan menjadikannya sebagai “benteng pertahanan” perilaku kehidupan Islami.


Mencari format baru

  • Masjid dan mushala sebagai pusat pembinaan ummat dan jama’ah.

  • Ranting dan Cabang sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.

  • Amal Usaha sebagai pusat pengembangan masyarakat

  • Amal Usaha Pendidikan sebagai pusat kaderisasi ummat

  • Ortom sebagai pusat aktualisasi dakwah bidang khusus


Dakwah Khusus

  • Masjid dan mushala sebagai pusat pembinaan ummat dan jama’ah.

  • Ranting dan Cabang sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.

  • Amal Usaha sebagai pusat pengembangan masyarakat

  • Amal Usaha Pendidikan sebagai pusat kaderisasi ummat

  • Ortom sebagai pusat aktualisasi dakwah bidang khusus

  • Penyantunan spiritual para aghniya’, pejabat, eksekutif, legislatif, akademisi dan pebisnis.

  • Dakwah Media: koran, buletin, majalah, televisi, radio, internet, sms.

  • Pengembangan seni sebagai media dakwah

Sumber : http://riokiablog.blogspot.com

Kamis, 03 Juni 2010

kisi-kisi Kewiraan

1. Ketahanan Nasional
ketahanan idiologi, kemampuan bangsa ubtuk mempertahankan idiologinya
2. Identitas Nasional
-diperlukan karena apa ?
-perwujudan identitas nasional
3. Kasus pelanggaran HAM
-penyebab KDRT
-Wujudnya (psikis , fisik , sensual, penelantaran rumah tangga )
4. Searching -> bahan orang-orang melakukan traficking untuk penjualan anak , aborsi ->alasan ?
5. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa
-upaya- upaya yang harus di lakukan yang melibatkan beberapa komponen : KPK , Kejaksaan , Pengadilan, Hakim , Polisi)
-Korupsi
-Penegakan hukum harus tegas , dimulai dari mana ?
6. Nilai-Nilai Demokrasi
- Penting dibangun untuk menghormati